Sabtu, 08 Februari 2014

tugas kuliah



No 1
Sentralisasi adalah memusatkan seluruh wewenang kepada sejumlah kecil manajer atau yang berada di posisi puncak pada suatu struktur organisasi. Sentralisasi banyak digunakan pada pemerintahan lama di Indonesia sebelum adanya otonomi daerah.
Kelemahan dari sistem sentralisasi adalah di mana seluruh keputusan dan kebijakan di daerah dihasilkan oleh orang-orang yang berada di pemerintah pusat, sehingga waktu yang diperlukan untuk memutuskan sesuatu menjadi lama. Kelebihan sistem ini adalah di mana pemerintah pusat tidak harus pusing-pusing pada permasalahan yang timbul akibat perbedaan pengambilan keputusan, karena seluluh keputusan dan kebijakan dikoordinir seluruhnya oleh pemerintah pusat.
   Desentralisasi adalah pendelegasian wewenang dalam membuat keputusan dan kebijakan kepada manajer atau orang-orang yang berada pada level bawah dalam suatu struktur organisasi. Pada saat sekarang ini banyak perusahaan atau organisasi yang memilih serta menerapkan sistem desentralisasi karena dapat memperbaiki serta meningkatkan efektifitas dan produktifitas suatu organisasi.
Namun kelemahan dari sistem desentralisasi pada otonomi khusus untuk daerah adalah euforia yang berlebihan di mana wewenang tersebut hanya mementingkat kepentingan golongan dan kelompok serta digunakan untuk mengeruk keuntungan pribadi atau oknum. Hal tersebut terjadi karena sulit untuk dikontrol oleh pemerintah di tingkat pusat.
  No 7
    mengapa pengawasan perlu dilakukan ?
karena merupakan kaitan terakhir dalam fungsi manajemen. pengawasan merupakan satu2 nya cara manajer untuk mengetahui apakah sasaran organisasi tercapai atau tidak.
Suatu organisasi akan berjalan terus dan semakin komplek dari waktu ke waktu, banyaknya orang yang berbuat kesalahan dan guna mengevaluasi atas hasil kegiatan yang telah dilakukan, inilah yang membuat fungsi pengawasan semakin penting dalam setiap organisasi. Tanpa adanya pengawasan yang baik tentunya akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi organisasinya itu sendiri maupun bagi para pekerjanya.
Ada beberapa alasan mengapa pengawasan itu penting, diantaranya :
1.      Perubahan lingkungan organisasi
Berbagai perubahan lingkungan organisasi terjadi terus-menerus dan tak dapat dihindari, seperti munculnya inovasi produk dan pesaing baru, diketemukannya bahan baku baru dsb. Melalui fungsi pengawasannya manajer mendeteksi perubahan yang berpengaruh pada barang dan jasa organisasi sehingga mampu menghadapi tantangan atau memanfaatkan kesempatan yang diciptakan perubahan yang terjadi.
2.      Peningkatan kompleksitas organisasi
Semakin besar organisasi, makin memerlukan pengawasan yang lebih formal dan hati-hati. Berbagai jenis produk harus diawasi untuk menjamin kualitas dan profitabilitas tetap terjaga. Semuanya memerlukan pelaksanaan fungsi pengawasan dengan lebih efisien dan efektif.
3.      Meminimalisasikan tingginya kesalahan-kesalahan
Bila para bawahan tidak membuat kesalahan, manajer dapat secara sederhana melakukan fungsi pengawasan. Tetapi kebanyakan anggota organisasi sering membuat kesalahan. Sistem pengawasan memungkinkan manajer mendeteksi kesalahan tersebut sebelum menjadi kritis.
4.      Kebutuhan manager untuk mendelegasikan wewenang
Bila manajer mendelegasikan wewenang kepada bawahannya tanggung jawab atasan itu sendiri tidak berkurang. Satu-satunya cara manajer dapat menentukan apakah bawahan telah melakukan tugasnya adalah dengan mengimplementasikan sistem pengawasan.
5.      Komunikasi
Menilai informasi dan mengambil tindakan koreksi, Langkah terakhir adalah pembandingan penunjuk dengan standar, penentuan apakah tindakan koreksi perlu diambil dan kemudian pengambilan tindakan
No 2
Keputusan-keputusan Organisasional
Berbagai keputusan pokok organisasional mempengaruhi permintaan sumber daya manusia.
a. Rencana stratejik perusahaan adalah keputusan yang paling berpengaruh.
Ini mengikat perusahaan dalam jangka panjang untuk mencapai sasaran-sasaran seperti tingkat pertumbuhan, produk baru, atau segmen pasar baru. Sasaran-sasaran tersebut menentukan jumlah dan kualitas karyawan yang dibutuhkan di waktu yang akan datang.
b. Dalam jangka pendek, para perencana menterjemahkan rencana-rencana stratejik menjadi operasional dalam bentuk anggaran. Besarnya anggaran adalah pengaruh jangka pendek yang paling berarti pada kebutuhan sumber daya manusia.
c. Forecast penjualan dan produksi meskipun tidak setepat anggaran juga menyebabkan perubahan kebutuhan personalia jangka pendek.
d. Perluasan usaha berarti kebutuhan sumber daya manusia baru.
e. Begitu juga, reorganisasi atau perancangan kembali pekerjaan-pekerjaan dapat secara radikal merubah kebutuhan dan memerlukan berbagai tingkat ketrampilan yang berbeda dari para karyawan di masa mendatang.
No3
Ada 4 metode pembentukan perilaku/sikap, yaitu :
- Penguatan positif : bila suatu respon diikuti dengan sesuatu yang menyenangkan, misalnya pujian.
- Penguatan negatif : bila suatu respon diikuti oleh dihentikannya atau ditarik kembalinya sesuatu yang tidak menyenangkan, misalnya berpura-pura bekerja lebih rajin sangat pengawas berkeliling.
- Hukuman : mengakibatkan suatu kondisi yang tidak enak dalam suatu usaha untuk menyingkirkan perilaku yang tidak diinginkan. Misalnya : Penskorsan
- Pemunahan : menyingkirkan penguatan apa saja yang mempetahankan perilaku. Misalnya tidak mengabaikan masukan dari bawahan akan menghilangkan keinginan mereka untuk menyumbangkan pendapat.
Dari hasil riset, didapati bahwa melalui penguatan akan didapati hasil yang lebih mengesankan dibandingkan melalui hukuman dan pemunahan.
No 6
Cara-cara Pemecahan konflik
Usaha manusia untuk meredakan pertikaian atau konflik dalam mencapai kestabilan dinamakan “akomodasi”. Pihak-pihak yang berkonflik kemudian saling menyesuaikan diri pada keadaan tersebut dengan cara bekerja sama. Bentuk-bentuk akomodasi :
1. Gencatan senjata, yaitu penangguhan permusuhan untuk jangka waktu tertentu, guna melakukan suatu pekerjaan tertentu yang tidak boleh diganggu. Misalnya : untuk melakukan perawatan bagi yang luka-luka, mengubur yang tewas, atau mengadakan perundingan perdamaian, merayakan hari suci keagamaan, dan lain-lain.
2. Abitrasi, yaitu suatu perselisihan yang langsung dihentikan oleh pihak ketiga yang memberikan keputusan dan diterima serta ditaati oleh kedua belah pihak. Kejadian seperti ini terlihat setiap hari dan berulangkali di mana saja dalam masyarakat, bersifat spontan dan informal. Jika pihak ketiga tidak bisa dipilih maka pemerintah biasanya menunjuk pengadilan.
3. Mediasi, yaitu penghentian pertikaian oleh pihak ketiga tetapi tidak diberikan keputusan yang mengikat. Contoh : PBB membantu menyelesaikan perselisihan antara Indonesia dengan Belanda.
4. Konsiliasi, yaitu usaha untuk mempertemukan keinginan pihak-pihak yang berselisih sehingga tercapai persetujuan bersama. Misalnya : Panitia tetap penyelesaikan perburuhan yang dibentuk Departemeapai kestabilan n Tenaga Kerja. Bertugas menyelesaikan persoalan upah, jam kerja, kesejahteraan buruh, hari-hari libur, dan lain-lain.
5. Stalemate, yaitu keadaan ketika kedua belah pihak yang bertentangan memiliki kekuatan yang seimbang, lalu berhenti pada suatu titik tidak saling menyerang. Keadaan ini terjadi karena kedua belah pihak tidak mungkin lagi untuk maju atau mundur. Sebagai contoh : adu senjata antara Amerika Serikat dan Uni Soviet pada masa Perang dingin.
6. Adjudication (ajudikasi), yaitu penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan.
Adapun cara-cara yang lain untuk memecahkan konflik adalah :
1. Elimination, yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat di dalam konflik, yang diungkapkan dengan ucapan antara lain : kami mengalah, kami keluar, dan sebagainya.
2. Subjugation atau domination, yaitu orang atau pihak yang mempunyai kekuatan terbesar untuk dapat memaksa orang atau pihak lain menaatinya. Sudah barang tentu cara ini bukan suatu cara pemecahan yang memuaskan bagi pihak-pihak yang terlibat.
3. Majority rule, yaitu suara terbanyak yang ditentukan melalui voting untuk mengambil keputusan tanpa mempertimbangkan argumentasi.
4. Minority consent, yaitu kemenangan kelompok mayoritas yang diterima dengan senang hati oleh kelompok minoritas. Kelompok minoritas sama sekali tidak merasa dikalahkan dan sepakat untuk melakukan kerja sama dengan kelompok mayoritas.
5. Kompromi, yaitu jalan tengah yang dicapai oleh pihak-pihak yang terlibat di dalam konflik.
6. Integrasi, yaitu mendiskusikan, menelaah, dan mempertimbangkan kembali pendapat-pendapat sampai diperoleh suatu keputusan yang memaksa semua pihak.

Rabu, 23 Oktober 2013

SISTEM PERIODIK vs SISTEM PERPETUAL

Akuntansi Persediaan: Sistim Periodik Vs Perpetual




  • 11
     
    Share
Dalam akuntansi persediaan, ada dua sistim yang lumrah digunakan, yaitu: sistim periodik dan sistim perpetual. Bagi pegawai accounting, sistim persediaan periodik atau perpetual—yang diterapkan di dalam perusahaan—menentukan bagaimana pencatatan transaksi persediaan dilakukan. Sedangkan bagi pengelola keuangan dan pengelola usaha, sistim persediaan yang diterapkan menentukan seberapa efektif persediaan bisa dikelola—terutama aspek pengawasannya.
Persediaan dan Impilkasinya Terhadap Laporan Keuangan
Sebelum berpikir yang rumit-rumit—termasuk implikasi (pengaruh) persediaan terhadap laporan keuangan dan pengelolaan keuangan, APA ITU PERSEDIAAN?
Sederhananya, yang disebut persediaan adalah apa yang oleh masyarakat umum kenal dengan istilah “stok”. Di Eropa, sampai sekarang masih menggunakan istilah “stock”. Tetapi secara internasional persediaan disebut dengan istilah “inventory”, yang disebut stock justru saham.
Mau disebut inventory, mau disebut stock, silahkan. Yang lebih penting di sini: wujud dari persediaan itu berupa apa?
Wujud fisik persediaan suatu perusahaan tergantung pada jenis usahanya. Meskipun pada kenyataannya ada banyak jenis atau model usaha, dalam akuntansi—untuk tujuan penyederhanaan—jenis usaha biasanya hanya dibagi menjadi 3 kelompok saja.
Berikut adalah 3 jenis perusahaan beserta persediaannya:
  • Perusahaan Jasa (misal: konsultan, agen, broker, dll) – Tidak memiliki persediaan
  • Perusahaan Dagang (misal: toko, mini market, dll) – Persediaannya berupa barang jadi
  • Perusahaan Manufaktur (misal: pabrik gula, pabrik pakaian jadi, dll) – Persediaannya berupa: (a) bahan baku; (b) bahan penolong; (c) barang dalam proses; dan (d) barang jadi.
Persediaan berimplikasi luas terhadap pelaporan keuangan dan pengelolaan keuangan perusahaan.
Apa implikasinya terhadap laporan keuangan? Persediaan berimplikasi langsung terhadap Neraca dan Laporan Laba-Rugi:
  • Di Neraca, persediaan disajikan dalam kelompok “Aktiva Lancar” (current assets)—setelah akun “Piutang” (silahkan lihat contoh format Neraca), sehingga besar-kecilnya nilai saldo persediaan yang disajikan berpengaruh terhadap besar kecilnya nilai aktiva (aset) secara keseluruhan.
  • Di Laporan Laba Rugi, besar kecilnya PENGGUNAAN persediaan (bahan baku, bahan penolong dan barang jadi) menentukan besar kecilnya “Harga Pokok Penjualan” (HPP), yang pada akhirnya juga akan menentukan besar kecilnya “Laba” atau “Rugi” yang disajikan di dalam laporan laba-rugi. Pada akhirnya, besar-kecilnya laba/rugi yang dibukukan pada suatu periode akuntansi berimplikasi terhadap besar-kecilnya “Laba Ditahan” (Retained Earning) yang disajikan di Neraca—persisnya di kelompok akun “Ekuitas.”

Oke. Implikasi persediaan terhadap laporan keuangan sudah jelas terlihat. Pertanyaannya: Apakah penerapan sistim persediaan periodik/perpetual berpengaruh terhadap laporan keuangan? Maksud saya, apakah dengan menggunakan sistim perpetual membuat laporan keuangan menjadi berbeda jika dibandingkan dengan menggunakan sistim periodik?
Untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita lihat perbandingan antara sistim persediaan periodik dengan perpetual. Yuk pindah ke paragraf berikutnya…

Perbedaan Paling Fundamental Antara Sistim Periodik dan Perpetual

Perbedaan paling mencolok antara sistim periodik dengan sistim perpetual ada pada 2 hal:
1. Penentuan Nilai Saldo Akhir Persediaan di Neraca:
(a) Sistim Periodik – Jika perusahaan menerapkan sistim periodik, nilai saldo akhir persediaan di Neraca ditentukan dengan cara melakukan penghitungan fisik persediaan yang lumrah dikenal dengan istilah “stok opname” —sederhananya; di akhir periode, fisik barang bersediaan (bahan baku, bahan penolong, barang dalam proses dan barang jadi) dihitung jumlahnya. Jumlah fisik barang lalu dikalikan dengan Harga Pokok Penjualan (HPP) satuan barang.
(b) Sistim Perpetual – Jika yang diterapkan adalah sistim perpetual, perusahan tidak perlu melakukan penghitungan fisik untuk menentukan nilai saldo akhir persediaan., karena setiap transaksi terkait dengan persediaan—baik kenaikan maupun penurunan—telah dicatat melalui penjurnalan. Meskipun demikian, penghitungan fisik tetap dilakukan untuk kemudian dibandigkan dengan saldo akhir yang ditunjukan oleh buku persediaan. Jika terjadi perbedaan antara saldo akhir hasil penghitungan fisik dengan saldo akhir yang ditunjukan oleh buku persediaan, maka dibuatkan rekonsiliasi persediaan dengan memasukan jurnal penyesuaian persediaan (inventory adjustment entry).
2. Penentuan Persediaan Digunakan (atau Terjual) dalam Harga Pokok Penjualan:
(a) Sistim Periodik – Jika perusahaan menggunakan sistim periodik, maka nilai persediaan yang digunakan (dan terjual)—untuk dibebankan sebagai “Harga Pokok Penjualan”, dihitung dengan cara menjumlahkan saldo awal persediaan dengan total pembeliaan (atau persediaan masuk) lalu dikurangi dengan saldo akhir persediaan yang diperoleh melalui penghitungan fisik. Misalnya: Data persediaan JAK Mart (perusahaan dagang) untuk tahun 2012 adalah sbb:
  • Saldo awal = Rp 20,000,000
  • Pembelian Bersih Jan s/d Des 2012 = Rp 150,000,000
  • Saldo akhir 31 Desember 2012 (diketahui setelah penghitungan fisik) = Rp 22,000,000
Harga Pokok Penjualan = 20,000,000 + 150,000,000 – 22,000,000 = 148,000,000. Selanjutnya harga pokok ini dimasukan dengan journal penyesuaian (sebentar lagi kita bahas di perbandingan jurnal.)
(b) Sistim Perpetual – Dengan sistim perpetual, perusahaan tidak perlu lagi membuat perhitungan seperti pada sistim periodik karena penggunaan persediaan langsung diakui setiap kali ada penjualan dengan mendebit akun “Harga Pokok Penjualan” dan mengkredit “Persediaan” di sisi lainnya, seperti jurnal di bawah ini:
[Debit]. Harga Pokok Penjualan = xxx
[Kredit]. Persediaan = xxx
Oke. Dengan sistim perpetual setiap transaksi yang mengakibatkan kenaikan atau penurunan volume persediaan selalu dicatat dengan memasukan jurnal begitu transaksi terjadi. Apakah dengan sistim periodik transaksi-transaksi yang terjadi tidak dicatat samasekali?” Mungkin ada yang berpikir seperti itu.
Tentu saja dicatat. Hanya saja, biasanya, menggunakan nama akun berbeda dibandingkan jika menggunakan sistim perpetual. Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat transaksi-per-transaksi. Lanjut…

Perbandingan Sistim Periodik Vs Perpetual Transaksi-Per-Transaksi

Ada banyak transaksi yang mengakibatkan volume persediaan menjadi meningkat atau menurun selama satu periode. Di sini kita lihat perbandingan sistim periodik dan perpetual transaksi-per-transaksi, jurnal-per-jurnal.
1. Pembelian dan Penjualan Barang
Dalam sistim perpetual, pembelian dan penjualan barang persediaan dicatat langsung ke akun “Persediaan,” dengan kata lain: perubahan nilai nominal dan volume persediaan langsung terlihat dalam buku besar (ledger) persediaan setiap kali ada transaksi pembelian dan penjualan. Sedangkan dalam sistim periodik yang dicatat hanya kenaikan nilai dan volume persediaan melalui akun yang disebut dengan “Pembelian”, sementara tidak mencatat adanya penurunan pada setiap transaksi penjualan yang terjadi (penurunan persediaan diakui sekaligus di akhir periode dengan melakukan pemeriksaan fisik). Untuk lebih jelasnyanya, kita lihat contoh berikut ini:
JAK Mart, Perusahaan Grossir, menunjukan data sbb:
(a) Saldo Awal Persediaan = 100 units @ Rp 60,000 = Rp 6,000,000
(b) Pembelian = 900 units @ Rp 60,000 = Rp 54,000,000
(c) Penjualan = 600 units @ Rp 120,000 = Rp 72,000,000
(d) Saldo Akhir = 400 units @Rp 60,000 = Rp 24,000,000
(Note: Untuk menghindari penggunaan cost flow—yang bisa membingungkan, kita asumsikan cost per unit persediaan konstan dari awal hingga akhir periode)
Jika JAK Mart menggunakan sistim perpetual, maka alur transaksi dan jurnalnya akan nampak sbb:
(a) Saldo awal persediaan (di Neraca) = Rp 6,000,000
(b) Pembelian 900 units dengan harga Rp 60,000 per unit dicatat dengan jurnal:
[Debit]. Persediaan = Rp 54,000,000
[Kredit]. Utang Dagang = Rp 54,000,000
(c) Penjualan 600 units dengan harga Rp 120,000 per unit dicatat dengan sepasang jurnal:
[Debit]. Piutang Dagang = Rp 72,000,000
[Kredit]. Penjualan = Rp 72,000,000
(Untuk mengakui penjualan dan piutang)
Dan;
[Debit]. Harga Pokok Penjualan = Rp 36,000,000
[Kredit]. Persediaan = Rp 36,000,000
(Untuk mengakui harga pokok penjualan sekaligus penurunan nilai inventory, 60,000 x 600 = Rp 36,000,000.)
(d) Kecuali ada perbedaan antara hasil penghitungan fisik dengan buku, maka tidak ada jurnal penyesuaian yang perlu dimasukan. Saldo akhir persediaan otomatis menunjukan nilai Rp 24,000,000.
Bagaimana jika JAK Mart menggunakan sistim periodik? Jurnalnya akan nampak sebagai berikut:
(a) Saldo awal persediaan (di Neraca) = Rp 6,000,000
(b) Pembelian 900 units dengan harga Rp 60,000 per unit dicatat dengan jurnal:
[Debit]. Pembelian = Rp 54,000,000 (menggunakan akun pembelian)
[Kredit]. Utang Dagang = Rp 54,000,000
(c) Pada sistim periodik, penjualan 600 units dengan harga Rp 120,000/unit dicatat hanya dengan satu jurnal saja—untuk mengakui penjualan dan piutang dagang (Note: penurunan persediaan dan pengakuan harga pokok penjualan dilakukan sekaligus di akhir periode):
[Debit]. Piutang Dagang = Rp 72,000,000
[Kredit]. Penjualan = Rp 72,000,000
(Untuk mengakui penjualan dan piutang)
(d) Di akhir periode, setalah dilakukan penghitungan fisik, JAK memasukan jurnal penyesuaian—untuk mengakui persediaan, harga pokok penjualan, sekaligus ‘menghapus’ saldo akun “Pembelian”—sebagai berikut:
[Debit]. Persediaan = Rp 18,000,000
[Debit]. Harga Pokok Penjualan = Rp 36,000,000
[Kredit]. Pembelian = Rp 54,000,000
Note: Dengan jurnal penyesuaian yang dimasukan di akhir periode ini, maka saldo akun “Pembelian” menjadi nol, saldo akhir persediaan di Neraca menjadi Rp 24,000,000 (=saldo awal 6,000,000 + adjustment kenaikan 18,000,000), dan muncul Harga Pokok Penjualan di Laporan Laba-Rugi sebesar Rp 54,000,000 (=6,000,000 + 54,000,000 – 24,000,000).
2. Retur Pembelian, Diskon Pembelian dan Cadangan
Apa yang terjadi jika ada retur pembelian atau diskon? Perusahaan yang menerapkan sistim periodik, disamping menggunakan akun “Pembelian”—yang bersaldo debit mereka juga menggunakan 2 kontra-akun pembelian (bersaldo kredit) yang diberi nama “Retur Pembelian” dan “Diskon Pembelian.” Jika ada pembelian yang dikembalikan (retur pembelian) atau memeperoleh potongan, maka kontra akun ini menjadi pengurang nilai “Pembelian”. Hasil silang saldo “Pembelian” dan kedua kontra-akun ini menghasilkan apa yang disebut dengan “Pembelian Bersih”. Bagaimanapun juga, semua slado akun ini (Pembelian, Diskon Pembelian dan Retur Pembelian) bersifat sementara saja, nantinya akan dihapus degan jurnal penyesuaian di akhir periode (seperti terlihat pada contoh jurnal penyesuaian sebelumnya). Untuk lebih konkoretnya, kita buat satu contoh transaksi:
Karena adanya kerusakan, JAK Mart mengembalikan pembelian barang sebesar Rp 7,000,000.
Jika JAK Mart menerapkan sistim perpetual, maka JAK akan mengakui penurunan nilai utang sekaligus langsung mengakui penurunan nilai persediaan, dengan jurnal:
[Debit]. Utang Dagang = Rp 7,000,000
[Kredit]. Persediaan = Rp 7,000,000
(Note: Pengembalian barang mengurangi nilai persediaan sebesar Rp 7,000,000)
Jika JAK Mart menerapkan sistim periodik, maka jurnalnya adalah sbb:
[Debit]. Utang Dagang = Rp 7,000,000
[Kredit]. Retur Pembelian = Rp 7,000,000
(Note: pembelian megurangi nilai pembelian)
Lanjut dengan diskon…
Di lain kesempatan JAK Mart membeli barang sebesar Rp 10,000,000 dengan termin kredit 2/10, n/30. Karena JAK Mart bisa melakukan pelunasan seminggu setelah pembelian, maka JAK Mart memperoleh diskon 2%. Bagimana jurnalnya?
Jika menerapkan sistim perpetual, maka saat pembelian JAK Mart memasukan jurnal:
[Debit]. Persediaan = Rp 10,000,000
[Kredit]. Utang Dagang = Rp 10,000,000
Saat pelunasan, diskon Rp 200,000 tersebut sekaligus diakui sebagai pengurang nilai persediaan, dengan jurnal:
[Debit]. Utang Dagang = Rp 10,000,000
[Credit]. Persediaan = Rp 200,000
[Credit]. Kas = Rp 9,800,000
Jika menggunakan sistim periodik, maka saat pembelian jurnal yang dimasukan adalah:
[Debit]. Pembelian = Rp 10,000,000
[Kredit]. Utang Dagang = Rp 10,000,000
Diskon yang diperoleh tidak diakui sebagai pengurang nilai persediaan (ingat: sistim periodik tidak mencatat persediaan tetapi “pembelian”), melainkan dicatat sebagai “Diskon Pembelian.” Sehingga jurnal yang dimasukan ketika melakukan pelunasan adalah sbb:
[Debit]. Utang Dagang = Rp 10,000,000
[Credit]. Diskon Pembelian = Rp 200,000
[Kredit]. Kas = Rp 9,800,000
3. Retur Penjualan dan Diskon Penjualan
Transkasi lainnya yang terkait dengan persediaan adalah retur penjualan dan diskon penjualan. Pada transaksi ini, baik sistim perpetual maupun sistim periodik sama-sama meggunakan akun yang diberi nama “Retur Penjualan” dan “Diskon Penjualan”—yang kedua-duanya merupakan kontra-akun penjualan (bersaldo debit), bedanya hanya di pengakuan “Harga Pokok Penjualan”. Pada sistim perpetual return penjualan, disamping mengakui penurunan piutang dagang dan penurunan penjualan (dengan akun “retur penjualan”) juga mengakui penurunan harga pokok penjualan dan persediaan. Sedangkan pada sistim periodik, tidak. Misalnya:
JAK Mart menerima barang kembali dari pelanggan (karena cacat) senilai Rp 6,000,000. Harga Pokok Penjualan barang yang diretur tersebut adalah Rp 3,000,000. (Kita asumsikan pengakuan penjualan menggunakan metode bruto/gross method)
Jika menggunakan perpetual, maka JAK Mart akan mencatat retur tersebut dengan sepasang jurnal:
[Debit]. Retur Penjualan = Rp 6,000,000 (kontra akun penjualan bersaldo debit)
[Kredit]. Piutang Dagang = Rp 6,000,000
(Untuk mengakui retur penjualan)
Dan;
[Debit]. Persediaan = Rp 3,000,000
[Kredit]. Harga Pokok Penjualan = Rp 3,000,000
(Untuk mengakui barang persediaan yang telah dikembalikan sekaligus menguragi harga pokok penjualan).
Sedangkan jika menggunakan sistim periodik, JAK Mart hanya akan memasukan satu jurnal saja, yaitu:
[Debit]. Retur Penjualan = Rp 6,000,000
[Kredit]. Piutang Dagang = Rp 6,000,000
(Untuk mengakui retur penjualan)
Catatan: Sistim periodik baru akan menghitung saldo persediaan dan mengakui harga pokok penjualan di akhir periode—setelah penghitungan fisik dilakukan.
Selanjutnya, diskon penjualan. Bagaimana pencatatanya?
Oke. Anggap JAK Mart memberikan diskon Rp 200,000 atas pelunasan pembelian sebesar Rp 10,000,000 dari pelanggan (masih menggunakan metode pengakuan penjualan bruto/gross method)
Sistim perpetual dan sistim periodik memasukan jurnal yang sama persis untuk pelunasan yang mengandung diskon penjualan. Dalam contoh ini:
[Debit]. Kas = Rp 9,800,000
[Debit]. Diskon Penjualan = Rp 200,000 (kontra akun penjualan bersaldo debit).
[Kredit]. Piutang Dagang = Rp 10,000,000
Secara keseluruhan, dari pebandingan jurnal—antara sistim periodik dan perpetual, jelas terlihat bahwa:
Terhadap laporan keuangan yang disajikan di setiap akhir periode, menggunakan sistim perpetual atau periodik tidak berpengaruh apa-apa, dalam pengertian: nilai saldo akhir persediaan (yang disajikan di neraca) dan harga pokok penjualan (yang disajikan di laporan laba-rugi), akan menunjukan hasil yang sama.
Bedanya, hanya terjadi pada teknis pengakuan dan nama akun yang digunakan pada setiap pengakuan transaksi. Sistim perpetual selalu mendebit/mengkredit akun “Persediaan” untuk setiap transaksi yang mengakibatkan kenaikan atau penurunan persediaan. Sedangkan sistim periodik—untuk sementara—menggunakan akun “Pembelian” untuk setiap penambahan persediaan dan baru memperhitungkan penurunan persediaan di akhir periode—sertelah penghitungan fisik dilakukan.
Bagaimana jika perusahaan yang menerapkan sistim periodic—terpaksa harus menyajikan laporan padahal periode belum berakhir—misalnya: untuk pengajuan kredit? Perusahaan bisa (a) menggunakan laporan periode sebelumnya, atau (b) melakukan penghitungan fisik saat itu juga lalu menjalankan prosedur seperti yang dilakukan di akhir periode.
Oke. Penerapan sistim periodik atau perpetual tidak ada pengaruhnya terhadap laporan keuangan. Bagaimana dengan pengelolaan persediaan dan keuangan secara keseluruhan? Mari kita lihat implikasinya… Lanjut…

Implikasi Penerapan Sistim Periodik dan Perpetual Terhadap Pengelolaan Persediaan

Dari perbenadingan di atas, jelas terlihat bahwa: untuk tujuan pengawasan persediaan, sistim perpetual jauh lebih baik dibandingkan sistim periodik. Dengan sistim perpetual, management dapat mengetahui nilai persediaan sewaktu-waktu—tanpa perlu menunggu hingga akhir periode.
Khususnya di perusahaan-perusahaan manufaktur, pengawasan terhadap barang persediaan sangat kompleks—dengan adanya potensi barang scrap dan cacat yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan jenis lain. Dalam kondisi seperti ini, jika sistim persediaan yang diterapkan adalah sistim periodik—dimana penurunan (volume dan nilai persediaan) baru diperhitungkan di akhir periode, maka kesempatan untuk mengetahui adanya pemborosan bahan baku, bahan penolong dan kemungkinan adanya barang cacat saat dalam proses produksi menjadi lebih sulit ditelusuri—kemungkinan baru diketahui setelah di akhir periode, dengan kata lain: sudah terjadi.
Efektifitas pengawasan terhadap barang persediaan berimplikasi besar terhadap pengelolaan keuangan perusahaan secara keseluruhan. Terutama di perusahaan dagang dan manufaktur, sebagian besar kekayaan (asset) perusahaan ada di persediaan—entah itu berupa bahan baku, bahan penolong, barang dalam proses maupun barang jadi. Diantara banyaknya beban yang ditanggung oleh operasional perusahaan, penggunaan persediaan cenderung mendominasi. Jika scope-nya dipersempit, persediaan bahkan mengkonsumsi modal kerja (working capital) paling besar.
Itu sebabnya, bagi managemen perusahaan, pemilihan sistim persediaan yang akan diterapkan (apakah menggunakan sistim perpetual atau periodik) menjadi sangat krusial.
Lalu, apakah sebaiknya saya menerapkan sistim persediaan perpetual atau periodik?” Mungkin ada yang berpikir demikian. Kita pindah ke paragraph selanjutnya…

Apakah Sebaiknya Menggunakan Sisitim Persediaan Periodik atau Perpetual?

Jawaban atas pertanyaan ini sangat tergantung pada situasi dan kondisi opersional perusahaan anda sehari-hari.
Dari aspek pelaporan keuangan, menurut saya, tak ada yang perlu dikhawatirkan. Menggunakan sistim perpetualpun, toh di akhir periode anda masih harus melakukan stock opname (inventory physical count) untuk memverifikasi keakuratan data persediaan yang diperoleh dari sistim perpetual. Dan, jika terjadi perbedaan antara hasil penghitungan fisik dengan saldo akhir buku, toh anda masih harus membuat rekonsiliasi dan inventory adjustment, iya kan?
Tetapi dari aspek pengawasan persediaan, sistim perpetual jelas lebih baik dibandingkan sistim periodik. Tetapi perlu di sadari bahwa: menerapkan sistim perpetual artinya anda harus siap melakukan pencatatan setiap kali ada transaksi sehubungan dengan persediaan.
Untuk perusahaan-perusahaan berskala besar, jelaslah bahwa sistim perpetual selalu lebih baik—lagipula tenaga untuk melakukan input data setiap saat selalu ada. Tetapi untuk perusahaan berskala sedang dan kecil, menerapkan sistim perpetual bisa menjadi tantangan tersediri. Masih perlu melihat kondisi operasional perusahaan sehari-hari.
Untuk mempermudah, saya buatkan 2 macam perusahaan—dengan karakter opersional yang sangat berbeda, sebagai ilustrasi:
1. Perusahaan Pertama, Computer Wholesaler – Anda mengelola perusahaan yang menjual komputer dalam jumlah besar, pangsa pasar perusahaan anda bisa jadi pengguna akhir maupun pedagang computer eceran. Sebelum memilih apakah menggunakan sistim persediaan periodik atau perpetual, anda perlu mempertimbangkan kondisi operasional perusahaan anda. Bagaimana kondisinya?
  • Barang dagangan anda adalah tergolong bernilai tinggi
  • Iklan produk/perushaan anda muncul di TV atau suratkabar lokal setiap hari
  • Volume penjualan harian anda sangat tinggi
  • Anda mempekerjakan lebih dari 40 orang pegawai sales
  • Anda membayangkan bahwa pelanggan akan sangat kecewa jika mereka datang berbelanja tetapi barang persediaan yang anda iklankan ternyata sudah habis terjual
Dengan kondisi operasional perusahaan seperti ini, apakah menggunakan sistim perpetual cukup masuk akal? Jelas iya. Anda perlu mengetahui saldo persediaan barang setiap hari—bahkan mungkin setiap jam atau menit, yang tidak mungkin bisa anda dapatkan jika menggunakan sistim periodik. Dengan sistim perpetual, setiap transkasi penjualan selalu diikuti dengan pencatatan barang keluar, sementara dalam sistim periodik tidak.
2. Perusahaan Kedua, Toko Serba Ada Di Stasiun Kereta Api – Di sini anda mengelola toko yang menjual berbagai macam barang, untuk orang-orang sibuk yang bepergian kesana-kemari dengan kondisi yang selalu terburu-buru. Anda perlu mempertimbangkan kondisi opersional toko anda sebelum memutuskan untuk menerapkan sistim persediaan perpetual atau periodik. Bagaimana situasinya?
  • Penjualan paling banyak terjadi di waktu pagi—saat sebagian besar orang buru-buru ke tempat kerja atau ke kampus, dan petang hari—saat sebagian besar orang buru-buru pulang ke rumah setelah seharian bekerja.
  • Anda menjual berbagai macam barang mulai dari kertas tisu, permen, koran/majalan, gantungan kunci, stationary, minuman dingin, kue kotak, dll
  • Anda hanya memiliki 2 orang pegawai yang untuk melayani pembeli di waktu-waktu padat sudah terlihat kewalahan, sehingga sering anda sendiri yang ikut membantu.
  • Di jam-jam padat, banyak pelanggan yang sampai harus mengantri untuk membayar—sementara mereka hanya membeli barang-barang kecil yang sesungguhnya bisa dibeli di toko mana saja.
Dalam kondisi operasional seperti ini, apakah menerapkan sistim persediaan perpetual masuk akal? Jelas tidak. Pegawai dan anda tidak akan sempat melakukan aktivitas administrative (termasuk accounting) yang diperlukan untuk menerapkan sistim perpetual. Salah-salah, pelanggan tidak jadi belanja karena malas menunggu proses.

Jumat, 26 Maret 2010

lyric aluto michi _to you all ( naruto )

 Kimi no kokoro he... Kimi no kokoro he
Todoke... Todoke... Todoke...
Boku no kokoro ga... Kimi no kokoro he
Todoku youni... Uta yo

Daitai itsumo doori ni
Sono kado wo magareba
Hitonami ni magire komi
Tokete kieite iku

Boku wa michi wo takushi
Kotoba sura nakushite shimau
Dakedo hitotsu dake wa

Nokotteta, nokotteta
Kimi no koe ga

Warau kao mo, okoru kao mo subete
Boku wo arukaseru

Kumo ga kireta saki wo
Mitara kitto

Nee, wakaru deshou? (Nee, wakaru deshou?)

Aimai ni ikiteite mo
Kokoro ga mijuku demo
Sore de ii hora soko ni wa
Daiji na hito ga iru

Kimi ga mayou no nara
Boku ga michishirube ni narou
Ato wa shinjireba ii

Tashikameru sube wa motta
Osore nai de

Hikari atsume sora ni hanatte iru
Kimi ni wakaru you ni
Soshite ayumu michi wo
Motto tera sou

Doko made mo... (Doko made mo... x3)

Kami�, Koe, Kuchi�, Yubisaki he todoke
Ima dake demo ii (Ima dake demo ii)

Senin, 08 Maret 2010

Buat yang mau tahu banyaktentang SHInee....come & check it..


Shinee (umumnya ditulis sebagai SHINee) adalah boy band Korea Selatan yang beraliran R&B kontemporer. Dibentuk SM Entertainment pada tahun 2008, Shinee terdiri dari Onew, Jonghyun, Key, Minho, dan Taemin. Penampilan pertama mereka pada 25 Mei 2008 dalam acara Popular Songs di SBS. Mereka membawakan singel promosi, "Nunan Neomu Yeppeo (Replay)" ("누난 너무 예뻐 (Replay)").

Shinee memiliki acara realitas sendiri yang diproduksi berdasarkan tema lagu "Nunan Neomu Yeppeo (Replay)". Mereka juga populer di kalangan generasi muda dengan gaya berbusana mereka. Kostum yang dikenakan Shinee dirancang desainer Ha Sang Baek (하상백). Sepatu kets hingga mata kaki, jins ketat, dan baju hangat berwarna-warni. Kalangan pelajar meniru gaya berpakaian Shinee yang disebut media massa sebagai "tren Shinee". Shinee sering dipakai untuk mengiklankan berbagai produk, termasuk produk busana Smart,kosmetik Nana's B, dan Reebok.




Karier

  Penampilan pertama: 2008

Pada akhir Mei 2008, media massa mulai memberitakan tentang adanya grup baru dari SM Entertainment yang diberi nama Shinee. Setelah dirilis 23 Mei 2008, album mini pertama Shinee Replay masuk ke urutan nomor 10 tangga lagu Korea sebelum terhenti di urutan nomor delapan. Album mini Replay terjual 17.957 kopi pada paruh pertama tahun 2008.

Pada 7 Juni 2008, Shinee berpartisipasi dalam Dream Concert di Stadion Olimpiade Seoul bersama artis-artis Korea lainnya seperti Epik High, Girls' Generation, Super Junior, TVXQ, dan Wonder Girls.

Penghargaan "Artis Pendatang Baru Bulan Ini" didapat mereka dari Cyworld Digital Music Award, 22 Juni 2008. Shinee ambil bagian dalam SMTown Live '08 yang diadakan 18 Agustus 2008. Mereka tampil bersama rekan-rekan sesama SM Entertainment seperti BoA, Cheon Sang Ji Hee the Grace, Girls' Generation, Super Junior, dan TVXQ. Pada 23 Agustus 2008, Shinee menghadiri upacara penyerahan MNet's 20's Choice Awards 2008, dan memenangi penghargaan "Bintang Baru Terpanas".
Album lengkap pertama dari Shinee adalah The Shinee World, dirilis 28 Agustus 2008. Album tersbeut langsung masuk urutan ke-3 tangga album Korea dan terjual sebanyak 30.000 kopi.



Shinee manggung di Bangkok
Singel pertama yang dikeluarkan dari album The Shinee World adalah "Sanso Gateun Neo (Love Like Oxygen)" (산소 같은 너 Love Like Oxygen) yang pernah dibawakan oleh Martin Hoberg Hedegaard dengan judul "Show the World".


Lagu "Sanso Gateun Neo (Love Like Oxygen)" mulanya diciptakan oleh tim produksi dan penulis lagu asal Denmark yang terdiri dari Thomas Troelsen, Remee, dan Lucas Secon. Pada 18 September 2008,



Shinee's "Sanso Gateun Neo (Love Like Oxygen)" menjadi lagu nomor satu di M! Countdown. Beberapa hari kemudian, Shinee menerima penghargaan "Mutizen" untuk singel "Sanso Gateun Neo (Love Like Oxygen)" di acara SBS Popular Songs. Selanjutnya, Shinee ikut serta dalam "Festival Lagu Asia ke-5", dan mendapat penghargaan "Artis Baru Terbaik" bersama grup penyanyi wanitaBerryz Kobo.
Pada 30 Oktober 2008, Shinee merilis album Amigo yang merupakan pengemasan ulang dari album The Shinee World. Ke dalam album Amigo dimasukkan tiga lagu baru: "Forever or Never", remix dari "Sa. Gye. Han (Love Should Go On)" (사.계.한), dan singel promosi "A.Mi.Go (Amigo)" (아.미.고). "A.Mi.Go" adalah singkatan dari frasa berbahasa Korea: "Areumdaun Minyeorueljoahamyeon Gosaenghanda" (아름다운 미녀를 좋아하면 고생한다 arti harfiah: Hati Jadi Sakit Ketika Kamu Jatuh Cinta Dengan Si Cantik).[17]
Pada 15 November 2008, Shinee memenangi penghargaan "Artis Pria Pendatang Baru Terbaik" di Festival Musik MNET KM ke-10, menyisihkan pendatang baru lainnya seperti U-Kiss, 2PM, 2AM, dan Mighty Mouth. Pada upacara penyerahan tahunan Golden Disk Awards ke-23, Shinee membawakan lagu-lagu secara medley, "Nunan Neomu Yeppeo (Replay)", "Sanso Gateun Neo (Love Like Oxygen)", dan "A.Mi.Go (Amigo)".

Album mini Romeo: 2009

SM Entertainment mengumumkan Shinee akan merilis album mini kedua pada 21 Mei 2009. Singel pertama "Juliette" diedarkan 18 Mei. Namun diumumkan kembali kalau kemunculan Shinee harus ditunda karena gigi depan Onew cedera, dan album mini kedua harus ditunda sampai 25 Mei 2009. Shinee akhirnya benar-benar kembali dalam acara Music Bank di KBS, 5 Juni 2009.

 Kegiatan lain

 

Shinee pernah menjadi bintang dalam acara realitas, Shinee's YunHaNam di televisi kabel MNet. Acara ini hanya berlangsung 12 episode dari 8 Agustus 2008 hingga 16 Oktober 2008. Dalam setiap episode, anggota Shinee ditugaskan untuk berkencan dengan wanita yang usianya berada di atas usia anggota Shinee, sebelum akhirnya wanita tersebut memilih sendiri anggota yang benar-benar akan diajak kencan berdua. Shinee juga merekam lagu "Stand By Me" untuk serial drama Boys Over Flowers yang diadaptasi dari manga Boys Over Flowers oleh Yoko Kamio.Selain menjadi model iklan Smart, Shinee juga merekam lagu "Blue Pink Song" untuk promosi produk mereka. Mereka juga merekam singel digital "Bodyguard" (보디가드) untuk promosi telepon genggam Samsung Anycall.

  

 

 

 

 

Anggota


  • Lee Jinki (이진기), tanggal lahir: 14 Desember 1989 (umur 20) , dikenal dengan nama panggung: Onew (온유). Ia adalah pemimpin Shinee sekaligus anggota tertua, bakatnya ditemukan dalam audisi "2006 S.M. Academy Casting".Onew bekerja sama dengan Lee Hyun Ji, mantan anggota Banana Girl untuk lagu Hyun Ji, "Vanilla Love".
  • Kim Jonghyun (김종현), tanggal lahir: 8 April 1990 (umur 19), umum dikenal sebagai Jonghyun adalah vokalis utama Shinee. Ia ditemukan ketika mengikuti audisi "2005 S.M. Casting System". Sebelum bergabung dengan Shinee, Jonghyun pernah berduet bersama Zhang Liyin menyanyikan lagu "Wrongly Given Love" (交错的爱) untuk album pertama Zhang Liyin, I Will.
  • Kim Kibum (김기범), tanggal lahir: 23 September 1991 (umur 18), dikenal dengan nama panggung Key () adalah vokalis dan salah seorang rapper Shinee. Ia adalah atlet ski air di Sekolah Menengah Dae Gu Young Shin. Bakatnya ditemukan ketika mengikuti audisi "2005 S.M. National Tour Audition Casting". Sebelum bergabung dengan Shinee, Key dimunculkan sebagai figuran dalam film Super Junior, Attack on the Pin-Up Boys. Key juga menjadi bintang tamu untuk rekan sesama perusahaan rekaman bernama Xiah untuk album solo "Xiahtic".
  • Choi Minho (최민호), tanggal lahir: 09 Desember 1991 (umur 18) atau biasa dikenal sebagai Minho bertugas sebagai rapper Shinee. Ia ditemukan dalam audisi "2006 S.M. Casting System". Sebelum bergabung dengan Shinee, Minho adalah model produk busana "Seoul Collection F/W 08-09" dari Ha Sang Baek pada Maret 2008.Ia juga muncul dalam video musik "Gee" dari Girls' Generation.
  • Lee Taemin (이태민), tanggal lahir: 18 Juli 1993 (umur 16), umum dikenal sebagai Taemin adalah penari utama sekaligus anggota termuda Shinee. Ia juga ditemukan sewaktu mengikuti audisi "2005 S.M. Open Weekend Audition Casting ". Pernah berakting dalam komedi situasi MBC TaeHee HyeGyo JiHyun (태희혜교지현이) sebagai Junsu.
 

Diskografi

 Album studio

  • 2008: 1st Mini Album Replay
  • 2008: 1st Album [The Shinee World]
  • 2008: Amigo [Repackage Album]
  • 2009: 2nd Mini Album Romeo
  • 2009: 3rd Mini Album Year Of Us

 Singel promosi

  • 2008: "Nunan Neomu Yeppeo (Replay)"
  • 2008: "[Sanso Gateun Neo (Love Like Oxygen)]"
  • 2008: "A.Mi.Go. (Amigo)"
  • 2009: "Juliette"
  • 2009: "Ring Ding Dong"
  • 2009: "JoJo"

[sunting] Referensi

  1.  (ko) SM's new 5-member group - Shinee. Newsen. Kim Hyeong Woo. Diakses pada 21 Mei 2008
  2.  (Korea) Ha Sang Beak, Shinee's designer. Newsen. Diakses pada 18 Januari 2009
  3.  Shinee Open to New Opportunities. The Korea Times. Han, Sang-hee. Diakses pada 25 November 2008
  4.  (ko) Smart Calling Blue and Pink Line. Shinee Releases Smart Song. News Wire. Diakses pada 18 Januari 2009
  5. (ko) Idol Star Band "Shinee" Move. Cosmetic Mania News. Diakses pada 19 Januari 2009
  6.  (ko) Shinee Reebok Exclusive Model. asiae. Diakses pada 18 Januari 2009
  7.  (ko) SM's Secret Weapon, "Shinee" and 22nd First Stage. Star News. Diakses pada 9 Januari 2009
  8.  (ko) 2008 First Half-year Sales. Miak.or.kr. Diakses pada 18 Januari 2009
  9.  (ko) Jewelry, ET Unique Martial Arts, Dance, Dance In Public. Star News. Diakses pada 9 Januari 2009
  10.  (ko) Photo-Shinee "Poses a Different". Star News. Diakses pada 9 Januari 2009
  11.  (ko) [Video Alex's' fern ', Source Cyworld Month award!]. Afpbb. Diakses pada 4 Februari 2009
  12.  Concerts to Rock Independence Day. The Korea Times. Han, Sang-hee. Diakses pada 18 Januari 2009
  13.  (ko) Lee Hyori- 2 Gold The Harmony. Star News. Diakses pada 9 Januari 2009
  14.  (ko) Shinee "Newcomer Goals, Still Stands Out!" (Interview). Star News. Diakses pada 9 Januari 2009
  15.  (ko) August Album Sales. Miak.or.kr. Diakses pada 18 Januari 2009
  16.  (Korea) Shinee Sanso Gateun Neo (Love Like Oxygen). Star News. Diakses pada 19 Januari 2009
  17.  Shinee iple Album Review Page, In English. S.M. Entertainment. Diakses pada 18 Januari 2009
  18.  (ko) Shinee, No. 1 Debut, The First Four Months Tears. Joins. Diakses pada 19 Januari 2009
  19.  5th Asia Song Festival Bigger Than Ever. The Korea Times. Cathy Rose A. Garcia. Diakses pada 18 Januari 2009
  20.  (ko) Shinee New Song, Amigo. Yahoo Korea. Diakses pada 2009-01-2009
  21. (ko) Shinee and Davichi Win At MKMF. Newsen. Diakses pada 19 Januari 2009
  22. (ko) Golden Disk Shinee Newcomer. Joins. Diakses pada 19 Januari 2009
  23. (ko) 샤이니, 로미오로 누나들 마음 ‘설레게 한다’. IB Times. Diakses pada 12 Mei 2009
  24. (ko) Im, I-rang, "Shinee's Onew Injures Front Teeth Two Days Before Comeback Performance", MyDaily, 20 Mei 2009. Diakses pada 22 Mei 2009.
  25. (ko) Kang, Seung-hoon, "Onew's Extraordinary Injury Causes 1-2 Week Delay", Joins.com, 20 Mei 2009. Diakses pada 22 Mei 2009.
  26.  (ko) Kang, Seung-hoon, "Shinee Releases Second Mini Album on 1-Year Anniversary", Asia Economy, 21 Mei 2009. Diakses pada 22 Mei 2009.
  27.  (ko) Kim, Hyeong-wu. 샤이니 컴백 첫무대에 눈물흘린 사연은? 신곡 ‘줄리엣’ 뮤직뱅크 1위 대박 (Shinee's Reason for Crying on First Comeback Performance? New Song "Juliette" is Music Bank #1). Joins.com/Newsen. 5 Juni 2009. Diakses 5 Juni 2009.
  28.  (ko) Shinee gets their first reality show 2 months after debuting. Newsen. Diakses pada 14 Januari 2009
  29.  (ko) Shinee participates in "Boys Over Flowers" OTS. Newsen. Diakses pada 14 Januari 2009
  30.  (ko) 샤이니, ‘보디가드 폰’ CM송 불러. JK News. Diakses pada 20 April 2009
  31. (ko) Shinee's iple profile. Diakses pada 18 Januari 2009
  32. (ko) And a Gentle, 'Vanilla Love'. jknews. Diakses pada 18 Januari 2009
  33. (ko) Shinee, Idol era of the legendary HOT perfect girl to repeated cheers Kara. Joins. Diakses pada 4 Februari 2009
  34.  (Korea) 샤이니 키, 中시절 수상스키 선수로 전국 대회 출전. Seoul Newspaper. Diakses pada 19 Januari 2009
  35.  Key. Attack on the Pin-Up Boys [DVD]. South Korea: S.M.Pictures.
  36.  (ko) 동방신기,中 난징서 2만팬 열광시켜..위조티켓도 등장. CC. Today. Diakses pada 20 April 2009
  37. (ko) Shinee's Minho, Girls' Generation's "Gee". Good Day Sports. Diakses pada 19 Januari 2009